selamat datang

Honda Civic Club Kudus

Di prahastyan.blogspot

Honda Civic Club Kudus

Selamat Membaca Blog saya

Honda Civic Club Kudus

Semoga Bermanfaat

Honda Civic Club Kudus

Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Honda Civic Club Kudus

Rabu, 21 Desember 2016

Pendidikan

Pendidikan

Gallery










Mendeteksi Kerusakan Sistem

Mendeteksi Kerusakan Sistem
Cara mendeteksi kerusakan sistem injeksi mobil dengan cara manual, dengan menjumper kabel di DLC (Diagnostic Link Connector) OBD (On Board Diagnostic) adalah salah satu metode yang sederhana dalam menentukan bagian mana yang terjadi kerusakan pada sistem injeksi mobil. Dimobil Injeksi, jika mobil terjadi kerusakan maka lampu " Malfunction Indicator Lamp" atau biasanya disebut Lampu Check Engine akan menyala ketika posisi mesin hidup, maka si pengendara mobil harus segera memperbaiki kerusakan tersebut.


Berikut cara-cara mendeteksi kerusakan mobil dengan cara manual :


1. Diagnostic Normal Mode (DNM)


Pada Diagnostic Normal Mode, yang dibutuhkan hanyalah menjumper diagnostic box dengan melihat sticker yang ditempel terbalik di DLC. Pasanglah kabel tersebut pada kode TE1 dan E1
Kondisi mesin saat mendeteksi bisa dalam kodisi kunci kontak "ON", bisa pada kondisi mesin mobil hidup.
Diagnostic akan mendeteksi kerusakan melalui kedipan lampu pada indikator "check engine" pada spedometer. Diagnostic Normal Mode ini akan memonitor 15 items dimobil.
2. Diagnosis Test Code :
Biasanya dalam Diagnosis Normal Mode banyak item penyebab mobil mogok total tidak terdeteksi, sehingga kita beralih untuk mengecek mobil dengan cara Diagnosis Test Code, karena dalam keadaan kondisi mesin Mati. Diagnosis Test Code ini mencangkup 3 kode penting yang akan dicek secara langsung :
  • Kode 22 : Temperatur Engine Coolant tetap pada suhu 80 derajat celcius (apakah mobil overheating atau tidak?)
  • Kode 31 : Waktu pengapian tetap pada 5 derajat sebelum TMA dan tekanan absolut manifold tetap pada 46,7 Kpa. (Apakah pengapian mobil normal?)
  • Kode 41 : Throttle position tetap pada 0 derajat (apakah sensor-sensor yang ada dithrottle Body dalam keadaan normal yang biasanya berguna untuk mengatur udara masuk)
Jika salah satu dari kode ini terdeteksi ketika kita melakukan Diagnosis On Board maka secara otomatis ECU akan mengubah mobil ke mode Fail Safe. Dan sama seperti komputer yang dapat dijalankan melalui Safe Mode. Mobil tetap dapat dijalankan melaui Safe Mode untuk melihat lebih dalam lagi kerusakan apa yang terjadi dalam mobil.
Pastikan sebelum Diagnostic Test Code dimualai, Throttle Valve tertutup, seluruh switch aksesories mobil dalam kondisi OFF, dan transmisi pada posisi Park/Netral. Kode yang harus dijumper untuk Diagnostic Test Code ini adalah TE1, TE2, dan E1 kemudian kunci kontak diputar ke posisi ON (Mesin mobil jangan dinyalakan dulu). Setelah menjumpai Troubel Code pada saat Diagnosis, kemudian nyalakan mesin dan coba test jalan sebentar. Pada saati ini, ECU telah mengoperasikan Fail Safe Mode, jika kecepatan mobil sekitar 5 Km/Jam (3 mph) atau kurang. kode troubel diagnosisi 42 (Sinyal Kecepatan Kendaraan) akan dimunculkan dan ini normal.
Untuk kembali ke Normal Mode setelah pengetesan, silahkan matikan mesin dan cabut kabel jumper. Setelah memperbaiki bagian yang bermasalah dari trouble code tersebut, ECU akan tetap menyimpan DTC tersebut pada memorinya, dan untuk menghapus DTC pada memori dengan cara mencabut sekering EFI pada Fuse Box atau mencabut kabel negative baterai selama kurang lebih 10 detik. ECU akan kembali ke Normal Mode.
Cara membaca kedipan indikator check engine ketika melakukan Diagnosisi On Board :
1. Setiap kode umumnya terdiri dari 2 digit seperti : 12, 14, 16, 22, Dll
2. Arti dari 14 itu bikan check engine berkedip sebanyak 14 kali, jika seperti itu bisa kelewatan kita 
    mencoba menghitungnya dan yang ada malah salah hitung terus.
3. Digit pertama biasanya ditandai dengan kedipan lampu check engine yang pelan, misalkan digit pertama 
    adalah 1, maka check engine akan berkedip pelan selama kurang lebih 0,5 detik sebanyak 1 kali
4. Setelah itu diikuti dengan kedipan lampu check engine yang lebih cepat untuk angka dibelakangnya, 
    misalkan angka 6, maka check engine akan berkedip secara cepat sebanyak 6x
5.  Dan setelah menunjukkan angka 16 (dalam kasus diatas) atau satu trouble code maka check engine akan 
    mati selama kurang lebih 1 detik dan akan melakukan pengulangan kedipan kembali untuk trouble code 
    16. Tetapi apabila trouble code lebih dari 1 maka check engine akan berkedip menunjukkan trouble code 
    baru. Misalkan :
    -  Kode 16 : Kedipan panjang 1x diikuti dengan kedipan cepat selama 6x
       Check engine akan mati selama 1 detik setelah itu,
    - Kode 22  : Kedipan panjang 2x diikuti dengan kedipan cepat selama 2x,
       Check engine akan mati selama 1 detik setelah itu, 
    - Kembali menunjukan kode 16 dan terus melakukan pengulangan untuk 2 kode diatas. Bagaimana bila ada 3 kode atau 4 kode? maka akan terjadi pengulangan ke awal setiap 3 atau 4 trouble code yang telah ditunjukan kepada kita.
Berikut ini adalah list trouble code Diagnostic on Board (OBD I) untuk mobil Toyota ;
11    = Momentary interruption in power supply to ECU up to 1991
12    = Engine revolution signal missing above 1000 rpm ; Biasanya masalah di delco
14    = Igniter signal to ECU missing ; Biasanya masalah di sirkuit pengapian
16    = A/T control signal missing from ECU ; Biasanya masalah di sensor Oksigen
21    = Main oxygen sensor signal fault : Biasanya maslah disensor oksigen
22    = Water temperatur sensor circuit fault : Biasanya masalah di thermostat
23&24 = Intake air temperatur signal fault ; Biasanya masalah di Mass Air Flow Sensor
25    = Air/Fuel Ratio Lean : Biasanya masalah disensor CO
26    = Air/Fuel Ratio Rich  : Biasanya masalah disensor CO
27    = Sub-oxygen sensor signal or heater circuit fault : Biasanya masalah di sensor oksigen
28 no. 2 = Oxygen sensor/heater signal fault : Biasanya masalah di sensor oksigen
31&32 = Air flow meter circuit or Vaccum sensor signal fault : Biasanya masalah di MAP/Vaccum sensor
34&36 = Turbo charging pressure signal fault
35    = Altitude compensation sensor signal fault : biasanya masalah di throttle body
41    = Throttle position circuit fault : Biasanya masalah di sensor TPS
42    = Vehicle speed sensor circuit : Biasanya masalah di sensor speed/kabel speedometer
43    = No starter signal to the ECU : Biasanya masalah di dinamo starter
52,53,dan 55 = Knock sensor fault : Biasanya masalah di knock sensor
71    = EGR system malfunction : Biasanya maslah di knalpot/Exhaust
72    = Fuel cut solenoid signal fault  : Masalah di solenoid 
78    = Fuel pump control signal fault  : Masalah di fuel pump
81,83,84,85 = TCM communication fault : Biasanya masalah di transmisi mobil

PROFIL

Biodata Mahasiswa

Nama                   : Jevry Rav Prahastyan

TTL                     : Kudus, 28 Maret 1997

Alamat                 : Nganguk Pengapon 

Agama                 : Islam

Cita-cita              : Membahagiakan Kedua Orang Tua

Hoby                   : Modifikasi Mobil

Status                  : Mahasiswa

Nama Kampus   : UNIVERSITAS MURIA KUDUS

Prodi                  : SISTEM INFORMASI

Nim                    : 201653025

Rabu, 14 Desember 2016

perbedaan mobil injeksi dan konvensional

Perbedaan EFI (Electronic Fuel Injection) Dengan Karburator

Secara prinsip perbedaan antara EFI dengan karburator terletak pada cara atau metode pemasukan bahan bakar/bensin ke ruang bakar mesin. Pada sistem karburator, bahan bakar masuk keruang mesin karena terdapat hisapan dari mesin atau dapat dikatakan bensin masuk ketika mesin memang membutuhkannya, sedangkan pada mobil EFI atau injeksi bahan bakar dimasukkan ke mesin dengan cara disemprotkan oleh injektor, bahan bakar di tekan oleh fuel pump dan saat penyemprotan serta volumenya di atur oleh ECU (Electric Control Unit) mobil berdasarkan sensor-sensor yang ada.
perbedaan mesin efi dengan karburator
EFI memiliki ciri khas sudah menggunakan injektor

Mobil EFI dapat dikategorikan menjadi 2 jenis

Mesin Mobil EFI Tipe D

Pada sistem injeksi tipe D, pengukuran tentang udara yang dihisap mesin menggunakan Vacuum sensor yang mendeteksi kevacuuman di dalam Intake Manipol, alat sensor nya di kenal dengan MAP sensor atau Manipol Absolute Pressure.Besarnya tingkat kevacuuman yang terdapat pada intake manipol di informasikan ke ECU untuk menentukan banyak sedikitnya bbm yang di injeksikan melalui Injektor. Contoh mobil Toyota yang menggunakan mesin EFI tipe D adalah Avanza, Terios, Rush

Mesin Mobil EFI tipe L

Sedangkan pada sistem EFI tipe L, banyak dan sedikitnya udara yang masuk di ukur menggunakan air flow meter,informasi banyak sedikitnya udara yang melewati Air flow meter ini diteruskan ke ECU untuk memberikan banyaknya suplai BBM yang akan diinjeksikan melalui injektor. Contoh mobil yang memakai sistem EFI tipe L adalah Toyota Soluna, Toyota Vios, Toyota Yaris, Toyota Kijang Innova, dan Toyota Corolla 
Perbedaan utama EFI tipe D dan EFI tipe L adalah Mobil EFI tipe D menggunakan MAP sensor yang terhubung dengan selang ke Intake Manipol setelah Throttle body dan Mobil EFI Tipe L menggunakan Air Flow Meter atau MAF (Mass Air Flow) yang di tempatkan sebelum throttle body.

Komponen-komponen mesin EFI dan Fungsinya

Fuel pump toyota vios
Fuel Pump

Fuel Pump atau Pompa Bensin

Pompa bensin digunakan untuk menghisap bbm dari tanki dan memompa pada tekanan tertentu untuk disalurkan ke delivery line sebelum diinjeksikan menunggu perintah ECU.
ECU toyota corolla
ECU dapat dikatakan otaknya mobil

ECU atau Electric Control Unit 

Dapat dikatakan sebagai 'otak' nya mobil.Berguna untuk mengolah data dari sensor untuk memberikan perintah pada beberapa unit dalam mobil untuk bekerja. Letaknya tersembunyi di bawah dashboard mobil.
diagram box sekring toyota avanza
Data Link Connector /  box sekring

DLC atau Data Link Connector

Biasa disebut juga dengan box sekring, berguna untuk diagnosa kerja dari sistem.
sensor co soluna
Sensor CO

Sensor CO / Variabel Resistor 

Berfungsi untuk mengatur tingkat campuran bahan bakar dan udara pada mesin EFI dan harus menggunakan CO tester ketika melakukan penyetelan.
speed sensor great corolla
Speed Sensor

Speed sensor 

Berfungsi untuk mendeteksi kecepatan kendaraan dan merupakan komponen penggerak speedometer mobil.
map sensor great corolla
Map Sensor

MAP sensor atau Manipol Absolute Pressure sensor 

Pada EFI tipe D berfungsi untuk mendeteksi tingkat kevacuuman pada intake manipol.MAF atau Mass Air Flow pada EFI tipe L berfungsi untuk mendeteksi Volume Udara yang masuk menuju intake manipol.
TPS toyota avanza
TPS  Mobil Toyota

TPS atau Throttle Position Sensor 

Berfungsi untuk mendeteksi pembukaan katup gas sesuai injakan pedal gas. Letaknya menempel pada throttle body dan berdekatan dengan ISC.
ISC Soluna
ISC

Idle Speed Control (ISC)

Berfungsi untuk mengatur putaran mesin ketika idle atau putaran mesin tanpa beban atau putaran mesin ketika pedal gas belum di injak.Pada mobil Toyota sekarang ini, ISC juga berfungsi sebagai idle up ac yang menahan RPM agar tidak jatuh ketika menyalakan AC.
spare part toyota sumber berkat
Injector

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Injeksi dan Karburator


Pada setiap kendaraan tentunya tidak luput dari penyuplai bahan bakar, Dimana penyuplai ini bekerja untuk mengolah bahan bakar hingga menjadi campuran yang akan dimasukkan ke dalam ruang bakar, komponen yang satu ini disebut dengan karburator, Namun pada pabrikan-pabrikan yang memproduksi sepeda motor sekarang banyak yang menganut Sistem Injeksi.

Peerbedaan antara sistem karburator dan injeksi adalah hanya pada proses penghisapan bensin ke ruang bakar. Pada Sistem Injeksi sudah menggunakan peranti elektronik seperti injektor, yang tugasnya menyemprotkan bensin ke ruang bakar. Sedangkan pada karburator yang masih mengandalkan hisapan yang diperoleh dari pergerakan piston pada silinder. sistem injeksi bisa menyeimbangkan volume bensin yang disemprotkan ke ruang bakar dengan kebutuhan mesin, sehingga didapat hasil pembakaran yang efisien. Jadi Sistem Injeksi sudah tentu akan lebih irit.
Karburator VS Injeksi
Karburator VS Injeksi

Namun pada setiap Sistem tetap memiliki Kelebihan dan Kekurangannya masing-masing. Berikut merupakan Kelebihan pada Sistem Injeksi dan Karburator :

Pada Sistem Injeksi :
Sistem Injeksi
Sistem Injeksi
=>Kelebihan

* Dapat mengatur A/F ratio berdasarkan kebutuhan mesin dan kondisi cuaca.
* Dapat mengatur A/F berdasarkan kadar emisi yang diwajibkan sehingga emisi lebih baik.
* Ketika temperature dan tekanan udara berubah maka dia dapat menyesuaikannya.
* Injector menyuplai bahan bakar kemesin berdasarkan kebutuhan mesin sehingga penggunaan bahan bakar dapat lebih effisien sehingga menjadi lebih irit.

=>Kelemahan

* Harga lebih mahal dibandingkan karburator sebab lebih banyak terdapat komponen.
* Jumlah komponen yang lebih banyak dan kompleks
* Perawatan harus menggunakan alat khusus dan teknik tertentu.

Pada Sistem Karburator :
Karburator
Karburator
=>Kelebihan

* Lebih murah dibandingkan system injection tetapi apabila ditambah alat lain, maka harganya mendekati system injection.
* Jumlah komponen lebih sedikit dan tidak kompleks
* Perawatan lebih gampang dan sederhana
* Gampang saat dilakukan pembersihan atau servis

=>Kelemahan

* Untuk penyetelan A/F ratio dilakukan manual dan hanya bisa sekali.
* Membutuhkan penyetelan yang tepat untuk semua kondisi tetapi tidak dapat mengatasi setiap kondisi yang dapat berbeda-beda
* Perlu adanya alat/komponen tambahan agar kerja karburator dapat menyesuaikan kondisi seperti pompa akselerasi, coasting enricher, dll
* Penggunaan bahan bakar kurang efisien, sehingga cenderung boros.

Hanya itu yang ane dapat simpulkan, Semoga bermanfaat bagi yang baca . .
Terima kasih ...

Injektor

Pada mobil Injeksi berfungsi untuk menginjeksikan sejumlah BBM ke ruang bakar berdasarkan perintah ECU.
Semoga Membantu

Tune Up

Alat Yang Digunakan Untuk Tune Up

Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya :
  1. Fuller Gauge
  2. Kunci Pas Ring
  3. Obeng Min (-) dan Obeng Plus (+)
  4. Tachometer
  5. Timing Light
  6. Tester Kompresi
  7. Multi Tester
  8. Hidro Meter

Prinsip Kerja Tune Up

Dalam pelaksanaannya bagian-bagian yang di periksa dalam system tune up mesin adalah sebagai kerikut :
  1. System Pendinginan
  2. Tali Kipas (Van Blet)
  3. Saringan Udara (Air Filter)
  4. Batteray
  5. Celah Katub
  6. Oli Mesin
  7. Busi
  8. Kabel Tegangan Tinggi
  9. Distributor
  10. Platina (Breaker Point)
  11. Governor Adventure
  12. Vacum Adventure
  13. Mengetes Kompresi
  14. Sudut Dwell
  15. Sudut Pengapian

Cara Tune Up Mobil Yang Benar

Memeriksa Sistem Pendinginan
  1. Periksa tinggi air pendinginan pada tengki cadangan, jika kurang tambahkan hingga sampai batas garis full dan jangan lupa memeriksa kualitas air pendingin, apakah sudah berubah warna, menimbulkan karat, tercampus dengan oli atau kotoran/ gantilah air pendingin jika perlu.
  2. Periksa klem selang radiator,sekaligus selangnya, apabilaterjadi kebocoran segera perbaiki, jika sudah rusak dapatdi ganti dengan yang baru.
  3. Periksa cara kerja tutup radiator, dengan menggunakan alat tester tutup radiator, periksa tegangan pegas dankedudukan vakumpada tutup radiator dan jika tutup radiator rusak harus di ganti.
Memeriksa Tali Kipas
  1. Periksa tali kipas (Van Bett) dari kehausan, retak, dan ketengangan ganti jika perlu.
  2. Periksa kelenturan tali kipas dengan memberikan tekanan sebesar 98N (10kg) di tengah-tengah poli pompa air dan altenator.
  3. Pastikan tali kipas terpasang dengan benar.
Memeriksa Saringan Udara (Air Filter)
  1. Buka dan bersihkan elemen saringan udara dengan menghembuskan udara bertekanan dari arah sebelah dalam.
  2. Jika elemen rusak atausudah terlalu kotor dan susah untuk di bersihkan ganti dengan yang baru.
Memeriksa Batteray (ACCU)
  1. Periksa batteray dari kemungkinan penyangga batteray berkarat, hubungan terminal longgar, terminal berkarat atau rusak.
  2. Pariksa batas air ACCU, air ACCU yang normal harus berada antara batas atas dan batas bawah (Maks dan Mint).
  3. Periksa banyaknya elektrolit pada setiap sell.
Memeriksa Celah Katup
  1. Periksalah celah katub sesuai denganurutan pengapian dan jumlah silinder pada kendaraan yang kita sedang tune up, jikaada celah kutup yangtidak sesuai maka disetel dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Persiapkan kunci-kunci yang dibutuhkan dan kain permbersih.
  • Lalu bukalah tutup kepala silinder.
  • Putar puli poros engkol sesuai dengan pada tanda top 1.
  • Lalu setel klep cilynder no 1 dan 2 (kutup masuk dan buang) sesuai dengan celah kutub yang di anjurkan oleh pabrik.
  • Putar puli 180o searah jarum jam, kemudian setel katub masuk dan buang yang bebas.
  • Lakukan kembali seperticara diatas, sampaisemua kutup selesai di setel.
  • Jangan lupa bersihkan alat yang sudah di pakai dan menyimpan pada tempatnya.
  1. Memeriksa Oli Mesin
  2. Periksa oli dari kemungkinan berkurang, tercampur dengan air atau sudah bekurang tingka pelumasannya.
  3. Pada stik oli, oli harus berada pada antara L dan F, jika lebih rendah maka periksa kemungkinan ada kebocoran lalu tambah oli hingga tanda F.
Memeriksa Busi
  1. Bukalah busi dari tempatnya.
  2. Periksalah elektroda tengah setiap busi dari pengikisan, pecah atau perselin (keramik) rusak gantilah bila perlu.
  3. Bersihkan busi dengan sikat kawat halus bila di pakai lagi.
  4. Setel celah elektroda busi dengan STT.
Memeriksa (Mengukur) Kabel Tegangan Tinggi
  1. Lepaskan kabel tegangan tinggi dari tutup distributor.
  2. Pada waktu melepas keble busi, tariklah dengan memegang bagian ujung atau pembungkus kabel, jangan memegang pada bagian tengah kabel.
  3. Periksa tahanan kabel dengan menggunakan multi tester, tahan kabel harus berkurang dari 25kg setiap kabelnya.
Distributor
  1. Periksalah tutup distributor dari kemungkinan retak, kotoran lubang kabel busi, karbon pada bagian dalam tutup distributor apakah masih sisa atau sudah terkikis.
  2. Memeriksa (Mengukur) Celah Platina
  • Periksalah keadaan platina dari bolong, hangus karena terbakar, tidak rata (ada bagian yang tebal dan ada bagianyang tipis), jika perlu ganti.
  • Periksalah celah platina dengan langkah-langkah sebagai berikut :
  1. Putarlah puli poros engkol dan posisikan poros distributor pada salah satu sudutnya sampai celah pada platina terbuka penuh. Gunakan fuller gauge yang sesuai dengan ukuran yang di anjurkan oleh pabrik untuk mengukur celah platina.
  2. Jika celah platina terlalu besar atau kecil, setel celah platina tersebut.
  3. Jangan lupa memberikan sedikit gemuk pada poros distributor yang bersentuhan dengan bagian platina.
Gover Adventure
  1. Periksalah governour adventure dari kotoran, kekurangan pelumas, apakah pegasnya masih berfungsi seperti seharusnya.
Vacum Adventure
  1. Periksalah vacum dari kemungkinan tersumbat, hisapan bocor, berkarat atau rusak.
  2. Periksalahjuga selang vakum jangan sampai selangnya sudah kaku, terdapat sobekan atau tersumbat.
Mengetes Kompresi
  1. Lakukan tes kompresi dengan langkah – langkah :
  • Lepaskan kabel busi dari tempatnya satu persatu.
  • Masukan bagian bawah yang berderat dari alat tes kompresi ke dalam lubang busi, lalu putar dengan tangan sampai kencang.
  • Starter mesu sampai beberapa kali, dengan catatan pedal gas di tekan sampai penuh.
  • Lihat arah jarum pada tester berada pada angka berapa. Bila bagus dia menunjukan angka 11-12 BAR.
  • Tekan tombol pembuang gas, untuk mengembalikan posisi jarum jam ke angka nol.
  • Ulangi cara tersebut di atas untuk mengetes kompresi silinder yang lain.
Memeriksa Sudut Dwell
  1. Pariksalah sudut dwell dengan tachmometer.
  2. Sudut dwell yang di anjurkan adalah 52o kurang lebih 2o.
Memeriksa Sudut Pengapian
  1. Periksalah sudut pengapian dengan timing light.
  2. Sudut pengapian harus tepat derajatnya dengan mesin yang sedang kita tune up.